Rabu, 29 April 2020

Download TERJEMAH Kitab HILYATUL AULIYA' wa Thabaqatul Asyfiya


TERJEMAH Kitab
HILYATUL AULIYA'
wa Thabaqatul Asyfiya





Begitu banyak buku-buku yang mengisahkan tentang perjalanan hidup, siroh, thabaqot, sejarah para Salaf, salah satu diantaranya kitab : Hilyatul Auliya wa Thabaqatul Asyfiya ( Perhiasan para wali dan tingkatan orang-orang suci), sebuah kitab ensiklopedi Islam yang memaparkan sejarah dan biografi para ulama Salaf terdahulu secara detail. Dengan membawakan hadits dan atsar beserta sanad-nya.mencerikan sejarah hidup generasi islam mulai dari generasi Shahabat, Tabiin, tabiut tabiin dan seterus nay dari ulama-ulama Sunnah.

Sistematika penyajian buku ini terbilang klasik, karena semua kisah dan biografi ulama Salaf disini diceritakan menggunakan hadits dan atsar lengkap, sehingga valliditas dan keontetikan ceritanya pun bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiyah lewat studi hadits dan atsar. Oleh karena itu buku ini menjadi referensi utama dalam disiplin ilmu Sejarah.

Kitab Hilyatul Auliya wa Thabaqatul Asyfiya, ini ditulis oleh Al Imam Abu Nuaim Al Ashfani -rahimahulloh-

Nama lengkapnya adalah Ahmad bin Abdullah bin Ahmad Al-Ashfahani.
Beliau lahir pada tahun 336 H, dan waf at pada tahun 430 H.



Silahkan Download Kitabnya Disini
(Drive.google)






















































************************

Atau Disini (archive.org/)

29.5M
29.8M
28.7M
29.5M
28.2M
26.6M
25.9M
28.1M
26.5M

27.0M
27.8M
28.1M
27.7M
26.2M
28.0M
28.6M
27.2M
28.4M
64.6M
22.9M
23.0M
23.0M
21.7M
21.9M
21.7M
21.2M


Download ebook Kenapa Ber-Thoriqoh? Jalan Tol Menuju Alloh




Kenapa Ber-Thoriqoh?
Jalan Tol Menuju Alloh



Assalamu’alaikum Wr Wb
Bismillahirrahmanirrahim
TIDAK mudah menjalankan mandat ilahiyyahberdakwah selama tiga puluh lima tahun me-yebarkan ajaran thoriqoh. Penuh tantangan dan rintangan. Dalam melakoninya harus punya cadangan kesabaran yang melimpah serta seni berdakwah yang kaya lagi menyenangkan. Kemasan materi yang di-sampaikan juga harus menyesuaikan dengan kebutuhan serta tuntutan zamannya.
Isyarat mengenai beratnya tugas mulia ini sudah jauh-jauh disampaikan oleh Pangersa Guru Agung Abah Anom kepada Abah dalam kesempatan berdua saat jeda menerima salaman dari tamu, di hari pertama lebaran tahun 1973. Begini:
“Jauh keneh perjalanan teh, os... Loba keneh kyai nu can nyaho kana tarekat. Kuduna mah maranehna heula... ayeuna malah jadi penghalang... Sakieu ngaleugeudeutna can tangtu 20 (dua puluh) persenna-nu jadi...”
(Masih jauh perjalanan ini, Os. Masih banyak kyai yang belum tahu tarekat. Mestinya mereka dulu...Sekarang malah jadi penghalang... segini banyaknya (ikhwan thoriqoh), belum tentu 20 persennya yang jadi...)

Pada tahun itu belum jelas tergambar apa yang dimaksud jauhnya perjalanan mengembangkan thoriqoh itu. Namun satu yang jelas: ucapan Pangersa Abah Anom terbukti sekarang benar adanya. 

Apalagi ketika menyimak pesan beliau berikutnya yang disampaikan di kesempatan yang sama, yang sekarang menemukan pembuktiannya.
“Boro-boro dibawa ku urang euy dicandak ku Nabi ge loba nu embungeun...Boro-boro ka urang, ka nabi ge loba nu ngewa...Boro-boro ka urang, ka Alloh ge loba nu teu percaya...”
(Jangankan dibawa oleh kita, oleh Nabi juga banyak yang tidak mau. Jangankan kepada kita, kepada Nabi saja banyak yang tidak suka. Jangankan kepada kita, kepada Alloh juga banyak yang tidak percaya)

Karena Pangersa sudah memberikan gambaran seperti ini maka seberat apapun ujian, sekeras apapun tantangan dan rintangan, sudah siaga. Abah Anom sudah menyiapkan infrastruktur mental dan fisik sejak awal untuk tugas suci mengamalkan, mengamankan, dan melestarikan ajaran Thoriqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya (TQN PPS).

Buku yang ditulis Pembantu Abah Aos ini merupakan ungkapan yang disarikan dari pengalaman pencarian spiritualnya, yang dipadukan dengan proses iqro’ terhadap diri dan lingkungannya sampai akhirnya menempuh dan berlabuh dalam thoriqoh. Kehadiran buku berjudul Kenapa Berthoriqoh: Banyak Jalan Menuju Alloh seperti ini penting bagi siapa saja yang mau sama-sama belajar dzikir thoriqoh untuk kebahagian dhohir batin di dunia dan akherat.

Sesuatu yang dimulai dengan pertanyaan, dalam sudut pandang Imam Al-Ghozali, tidak harus selalu untuk dijawab, karena ada pertanyaan yang sudah penuh dengan jawaban. Seperti ayat yang menerangkan tentang dzikir dalam surat Ar-Ra’d ayat 28 yang berbunyi, Alaa bi dzikrillah tathma’innul quluub. Ayat ini jelas menggunakan kata tanya di awal kalimat, namun prakteknya sering diterjemahkan:
“hanya dengan jalan dzikir kepada Alloh-lah yang dapat membuat hati jadi tentram”. Inilah istifham taam, pertanyaan bukan untuk dijawab, melainkan pertanyaan yang penuh jawaban.

 Buku berjudul Kenapa Berthoriqoh pun demikian, bukan untuk dijawab melainkan penuh jawaban.
Kepada siapa saja yang ingin mengenal thoriqoh lebih dini, buku ini akan mengantarkan ke mulut gerbangnya. Kepada siapa saja yang masih perlu dan terus bertanya kenapa harus berthoriqoh, di buku ini semoga mendapat jawabannya.
Semoga yang ditulis Raden Haji Budi Rahman Hakim ini besar manfaat dan sumbangannya bagi gairah kebangkitan umat Islam di masa depan, khususnya dunia thoriqoh. Yang diingatkannya kembali dalam buku ini adalah isi, ruh, dan spirit dari Islam, bukan bungkus atau jasad. Yaitu ruh yang akan menghidupkan cita-cita dan realita kejayaan Agama dan Negara. Amien.
Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Pesantren Sirnarasa, 21 Januari 2014
Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Al-Qodiri An Naqsyabandi








Selasa, 28 April 2020

Download ebook ENSIKLOPEDI LITERATUR TASAWUF


ENSIKLOPEDI LITERATUR TASAWUF

Oleh
Dr. Harapandi Dahri, MAg
Wan Jamaluddin, M.A, Ph.D
Dr. Syahrul A’dam, M.Ag




KATA PENGANTAR

Sufisme, atau tasawuf dalam terminology disiplis keislaman dan mistisisme dalam tradisi orientalisme Barat, adalah sebuah samudra hikmah yang tidak saja kedalaman spiritualisme islam dan ketinggian rasionalitasnya, namun juga telah menjadi symbol ketajaman keislaman itu sendiri secara lebih nyata.
 Sekalipun sebagai sebuah system pemikiran keagamaan yang kokoh sufisme memiliki usia yang tidak lebih muda ketimbang praktek dan aksi pergerakannya, namun sufisme telah berjasa besar dalam proses penyebarab Islam baik di belahan dunia Arab, maupun dalam bentangan horizontal panjang dimulai dari kawasan Barat Daya Afrika hingga China bagian Utara dan Indonesia.

Karenanya salah seorang ilmuwan Rusia menegaskan bahwa sufisme dengan fenomina actual lintas negara dan penembus batas etnik telahbanyak menanamkan sahamnya dalam perubahan social, politik dan budaya aneka bangsa. Demikian luas bentangan kehadiran sufisme dalam tradis islam dunia telah mewariskan lautan literature tentangnya dalam berbagai bahasa (Arab, Persia, Urdu, Turki, an Melayu) maupun bahasa-bahasa Eropa (Ingrris,Prancis dan lainnya).
Begitu banyaknya literature tentang tasawuf tak jarang menimbulkan kesulitan dan kesukaran teknis untuk mempelajarinya, di samping kendala-kendala non teknis lainnya dalam memahaminya.

 Untuk membantu publik pembaca dan pemerhati sufisme kepangkuan saudara kami hadisrkan sebuah “Ensiklopedi Literatur Tasawuf” yang diharapkan dapat meuntut setiap siapa yang ingin menelusuri khazanah sufistik secara lebih praktis dan tepat sasaran.
Ensiklopedi ini barulah langkah awal dari kami untuk mendekatkan dunia sufistik dan kekayaan tradisinya secara lebih mudah dengan merangkum berbagai literature terkait dalam tiga bahasa utama dunia Islam (Arab, Inggris dan Indonesia).
Karenanya karya ini masihlah terlalu amat sederhana untuk disejajarkan dengan berbagai Ensiklopedi Keislaman lainnya, baik yang telah tersebar luas dalam publik Indonesia semisal Ensiklopedi Islam (1993), Ensiklopedi Hukum Islam (1996) terbitan PT Ichtiar Baru Van Hoeve misalnya, apalagi disandingkan dengan karya-karya sejenis di mancanegara semisal Encyclopedia of Islam dan Mausu’ah yang diterbitkan oleh Dairah al-Ma’arif al-Islamiyah ataupun Islam Ensiclopediadicheskii Slovar terbitan Moskwa misalnya.

Penulisan ini berlangsung tidaklah lama, kurang lebih 1tahun lamanya. Bertolak dari berbagai kesulitan yang dialami secara langsung oleh para penulisnya tatkala dituntut untuk segera menyelesaikan studi dan penelitiannya disertasinya masing-masing di perguruan tinggi dan lembaga akademik yang berbeda. Berbagai kesulitan tersebut selanjutnya telah menjelma menjadi semacam cambuk motivasi untuk mengatasinya dan hasilnya lahirlah karya teranyar ini Ensiklopedi Literatur tasawuf bagi publik tercinta.

Karya ini merupakan seripertama dari beberapa seri yang direncanakan. Ketika Rumi menuturkan” ....Semua meronta menuju ke atas”. Sang pemilik kesempurnaan, maka kamipun berharap berbagai komentar, kritik dan koreksi dari segenap pihak dapat membantu perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut.

Jakarta, 2008
HWJSA







Minggu, 26 April 2020

(Terjemah Kitab Al-Ta-aruf) 58. AJARAN KAUM SUFI MENGENAI WAHYU


Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf

{AJARAN  KAUM SUFI}
Karya:
Ibn Abi Ishaq Muhammad Ibn Ibrahim Ibn Ya’qub Al-Bukhari Al-Kalabadzi


58.
AJARAN KAUM SUFI MENGENAI WAHYU



Sahl berkata : “Wahyu itu ada dalam tiga keadaan : wahyu berupa suatu esensi, yang tidak terselubung; wahyu berupa sifat-sifat esensi yang merupakan penerangan; dan wahyu berupa kondisi esensi, yang merupakan kehidupan di dunia mendatang. 
Kata-kata “wahyu berupa suatu esesi” berarti pewahyuan keterkuasaan yang terjadi di dunia ini, sebagaimana yang dilukiskan dalam perkataan Abdullah ibn Umar : “Kami melihat Tuhan di tempat itu,” yaitu pada saat perjalanan menuju Ka’bah (maka Nabi berkata : “Sembahlah Tuhan seakan engkau melihatnya)- dan wahyu visual (yang dapat dilihat) yang akan terjadi di dunia mendatang.
 Yang dimaksudkannya dengan “wahyu berupa sifat esensi yang merupakan penerangan” adalah bahwa kekuasaan Tuhan atas dirinya diwahyukan kepadanya, Hingga dia tak takut kepada sesuatu pun kecuali Tuhan, bersamaan dengan pemberian Tuhan untuk mencukupi kepbutuhannya, sehingga dia tak mengharap sesuatu pun kecuali Tuhan; suatu kondisi yang ditunjukan sebagai yang sesuai untuk semua sifat esensi lewat perkataan Haritssah, “Seolah-olah aku melihat Singgasana Tuhan ku tampil; seakakn-akan firman Tuhan terwahyukan kepadanya pada saat Dia berhubungan dengannya, sehingga hubungan itu bagi Haritsah menjadi seakan-akan suatu penglihatan yang langusng. 
Sedangkan wahyu berupa kondisi, akan datang di dunia nanti, “Sebagian manusia masuk surga dan sebagian lagi masuk neraka.”

Salah seorang Tokoh besar Sufi berkata : “Tanda dari wahyu Tuhanke dalam hati adalah bahwa hati itu tidak bersaksi akan sesuatu yang dapat dikuassai oleh ungkapan atau terkandung dalam pengertian; Jika seseorang mengungkapkan atau mengerti tentang sesuatu, maka hal itu adalah pemikiran akan isyarata, bukan suatu masalah pemujaan. 

Yang diamksudkannya (dengan wahyu) adalah bahwa dia bersaksi akan sesuatu yang tidak dapat diutarakan, sebab kesaksiannya ada dalam jiwa pemujaan dan pesona, dan ini tidak memungkinkan dia menguraikan kesaksiannya. Salah seorang tokoh Sufi menggubah syair berikut ini :
Kala cahaya kebenaran tampak,
Aku tenggeelam dalam ketakziman,
Dan aku sebagi orang yanng tak pernah melancong kemudian
Pergi ke kehidupan di bawah
Kala aku menjauh
Dari dalam Dia, dan mencapai Dia,
Pencapaian pun kemudian menjadi diri yang terbukti sia-sia
Dan diri itu mati
Dalam penyatuan suci
Dengan Dia, hanya Dia saja yang kulihat;
Aku tinggal sendiri, dan kebahagiaan besar itu
Tiada menjadi milik ku lagi
Penyatuan yang  gaib
Dari diri inni telah memisahkan diriku;
Kini menyaksikan rahasia pemusatan
Yang dua menjadi satu
Artinya : Kalau kebenaran muncul, ketakziman menguasai diriku, sehingga aku tidak mampu mengutarakan (pengalamanku) karena ketakziman itu, senhingga aku menjadi  menjadi orang yang yang tidak pernah dijumpai Tuhan. 
Kalau aku menjauh dari diriku sendiri, maka kemaujudankan menjadi milik-Nya, dan kalau aku tidak ada , maka kemaujudan (pribadi)ku hilang. Kondisi kestuan itu, yaitu kepergianku meninggalkan diri, membuatku tidak dapat menyaksikan apa pun kecuali Dia; sedangkan kondisi pelepasan dan tekanan dalam diriku sendiri, membuatku tak menyaksikan Dia.

Oleh karena itu, seakan-akan pemusatanku lewat Dia memisahkanku dari diriku sendiri. Kondisi penyatuan berati bahwa Tuhan-lah yang mengawasiku, bukan aku sendiri, dalam tindakan-tindakanku; sebab Tuhan itu ada, aku tidak.

Maka Tuhan berfirman kepada Nabi-nya : “Dan waktu kamu melempar itu, bukan kamu yang melakukannya, melainkan Allah jualah.” Inilah ungkapan Sufi itu; Ilmu Agama mengajarkan bahwa Tuhan itu pengawasku, dan aku, lewat Dia, mengawasi diriku sendiri, sehingga kemudian ada hamba dan Yang Diperhambai sekaligus.

Salah seorang tokoh Sufi berkata : “Wahyu adalah pembukaan dalam esensi Tuhan; tabir itu berarti bahwa keadaan dirimu sebagai makhluk mencegahmu untuk melihat apa yang tak terlihat.” Dengan “pembukaan tabir kemakhlukan” yang dimaksudkannya dalah bahwa Tuhan menopangmu selama adanya pemindahan wahyu dari yang tak terlihat, sebab makhluk itu tidak dapat menahan keadaan-keadaan yang dimiliki oleh yang tak terlihat.

Tabir yang muncul aetelah adanya wahyu itu merupakan keadaan yang di dalamnya segala sesuatu ditutup darimu, sehingga kamu tidak dapat menyaksikannya, ini dilukiskan dalam cerita Abdullah ibn Umar.
Dia sedang mengelilingi ka’bah ketika seseorang menyalaminya.
 Dia tidak membalas salam orang itu; dan ketika orang itu mengeluhkan ni, dia berkata : “Kami melihat Tuhan di tempat itu.” Mengenai wahyu Tuhan kepadanya, dia memberi bukti dengan mengatakan, “Kami melihat Tuhan,” sedangkan mengenai tabir yang menutupnya, dia memberi bukti dengan ketidaksadarannya ketika ada orang yang menyalaminya. 

Seperti yang dikatakan oleh salah seorang tokoh besar Sufi :
Rahasia Tuhan begi mereka yang terselubungi tidak dibukakan;
Jangan berusaha menyiarkan apa yang telah disembunyikan-Nya.
Darimu; dengan apa yag tidak engkau pahami,
Sendiri, janganlah berpura-pura.
Tidakkah sepatutnya bahwa Hakikat,
Yang terejawantah, akan menyembunyikan dirinya dalam dirimu.



Kitab Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf

  AJARAN     KAUM SUFI Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf Karya : Ibn Abi Ishaq Muhammad ibn Ibrahim ibn Ya’qub Al-Bukhari AL-KALABADZI...

Postingan Populer