Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf
{AJARAN KAUM SUFI}
Karya:
Ibn Abi Ishaq Muhammad Ibn Ibrahim Ibn Ya’qub Al-Bukhari Al-Kalabadzi
56.
AJARAN KAUM SUFI MENGENAI KETIADAAN DAN KEHADIRAN
Ketiadaan menandaskan bahwa seseorang itu tidak sadar akan hasratnya sendiri, dan tidak tahu mengenai hasrat-hasrat itu sama sekali, meskipun semua itu masih ada dalam dirinya, hanya dia tidak ada bersama hasrat-hasrat itu karena dia ada bersama sesuatu yang menjadi milik Tuhan.
Seseorang berkata kepada al-Auza’i : “Kami melihat pelayan perempuanmu yang bermata biru di pasar.” Dia menyahut : “Apakah dia bermata biru? Ketika Abu Sulaiman al-Darani diberi tahu tentang ini, dia berkata : “Mata hati mereka terbuka, dan mata di kepala mereka tertutup.”
Dengan begitu dia menunjukan baha meskipun dia tidak sadar akan fakta bahwa perempuan itu bermata biru, tapi dalam dirinya akan kesukaan terhadap perempuan-perempuan yang bermata hitam, sebab dia berkata : “Apakah dia bermata biru?
Kehadiran menandakan bahwa seseorang itu menganggap hasratnya adalah milik Tuhan, bubkan miliknya sendiri; apa pun yang diturutnya, dia menurut pada jiwa kehambaannya, dan tunduknya sifat kemanusiaannya, bukan demi kesenangan ataupu nafsu.
Tapi tetap ada ketiadaan di balik ini, yang didalamnya seseorang tidak sadar akan keterlarutannya; tidak ada bedanya antara orang yang melarut dalam kehadiran keberlangsungan, dengan orang yang masih berlangsung (hidup), sebagai yang dijelaskan oleh Haritsah dalam kasus dirinya sendiri. Kehadiran adalah suatu kesadaran akan rasa terkuasai, bukan suatu kesadaran yang bisa dilihat, sementara ketiadaan adalah ketiadaan dari apa yang menguntungkan arau apa yang membahayakan, bukan ketiadaan yang berarti terselubungi atau terselimuti. Al-Nuri menulis :
Jika aku ada, tidak ada pandangan yang kulihat
Ketika aku memandang; cukuplah bahwa Dia
Yang, walaupun tak terlihat, ada di mana-mana,
Menatap mata jiwaku tak henti-hentinya.
Jika aku tiada, rahasia itu bertapa anehnya....
Ketiadaan lewat ketiadaan tiada berkisar;
Lalu apakah ketiadan-Nya dalam cahaya uang indah
Mengejawantah di balik segala kekuatan perubahan?
Salah seorang Syekh kami menjelaskan kehadiran sebagai berikut : “Kehadiran berarti bahwa apa ppun yag disaksikan oleh seseorang, orang itu memandangnya rendah dan menganggapnya seolah-olah tidak ada, karena kehadiran Tuhan yang menguasainya.”
Inilah arti syair berikut ini :
Sesungguhnya, segala sesuatu selain Tuhan itu sia-sia
Dan
Hampa, dan setiap keindahan harus dihancurkan.
Maka Musa berkata : “Ini sungguh-sungguh suatu cobaan dari engkau.” Dia beranggapan bahwa orang-orang Samaritan itu tidak ada dikarenakan kesadarannya akan Tuhan. An-Nuri menulis :
Tuhan mengirimkan tipuan-tipuan untuk menyelubungi diriku,
Dan aku tersembunyi dari seluruh umat manusia;
Kekuasaan-Nya tak terbatas
Mencemaskan benak yang mencerap
Kala, tiada tahu bahwa aku tak punya bagian di dalam nya
Dan mengenai urusan kala, aku tak menyadarinya,
Satu perintah Tuhan aku tunggu,
Dan kucaci tangan nasib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar