Jumat, 22 Mei 2020

Dowload Malapetaka Runtuhnya Khilafah Terjemahan Kitab كيف هدمت الخلافة


Malapetaka Runtuhnya Khilafah
Terjemahan Kitab
كيف هدمت الخلافة



PERTARUNGAN ANTARA ISLAM DAN KEKUFURAN

Sejak munculnya fajar kebangkitan Islam, pertarungan sengit antara pemikiran Islam dan pemikiran kufur serta peperangan antara kaum Muslim dan kaum kafir terus berlangsung. Ini dimulai saat Rasulullah saw. diutus oleh Allah SWT.
Pada awalnya yang terjadi hanyalah pertarungan intelektual (pemikiran), tidak disertai dengan pertarungan fisik. Keadaan ini terus berlangsung hingga berdiri Negara Islam di Madinah, serta ketika pasukan bersenjata dibentuk dan kekuasaan ditegakkan. Sejak itulah Rasulullah saw. Memadukan per-tarungan pemikiran dengan pertempuran fisik. Ayat-ayat tentang jihad turun pada masa itu, diikuti dengan berbagai pertem-puran fisik yang terus berlangsung.
 Di atas jalan (thariqah) inilah-pertarungan pemikiran dan pertempuran fisik- pertarungan akan terus berlangsung hingga Hari Kiamat, yaitu sampai Allah SWT mewariskan bumi beserta seluruh isinya kepada kaum Muslim.





Versi Arabnya Download  dibawah ini





Minggu, 17 Mei 2020

Terjemah Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi 24. WASIAT IHWAL MENGAMALKAN ILMU DALAM SELURUH GERAK DAN DIAM


Terjemah Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi
Wasiat – Wasiat Ibn ‘Arabi

Penerjemah : Irwan Kurniawan


24.
WASIAT IHWAL MENGAMALKAN ILMU DALAM SELURUH GERAK DAN DIAM


Hendaknya engkau mengamalkan ilmu dalam gerak dan diammu. Kedermawanan sempurna adalah kedermawanan orang yang mendermakan ilmu kepada dirinya. Dengan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah atas dirinya, ia mengetahui, mengamalkan, dan mengajari orang yang belum tahu.
 Rasulullah saw., memuji orang yang memperoleh ilmu, mengamalkan, dan mengajarkannya.
Beliau mencela orang yang sebaliknya dari itu. Diriwayatkan dari Rasulullah saw., bahwa beliau bersabda : “Perumpamaan dari apa yang karenanya Allah mengutusku berupa petunujuk dan ilmu adalah seperti hujan yang jatuh ke tanah.
Di antaranya, ada tanah yang dapat menerima air hujan. Maka tumbuhlah rerumputan yang banyak di atasnya.
Ada pula tanah yang keras dan dapat menahan air.

Maka Allah pun memberikan manfaat kepada manusia. Dari tempat itu, mereka mengambil air minum, mengairi tanahnya, dan bercocok tanam. Dan sebagian air hujan itu menimpa tanah yang curam, yang tidak dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan rerumputan.
Seperti itulah orang yang memahami agama Allah. 
Allah memberinya manfaat dari apa yang karenanya aku diutus. Maka, ia mengetahui, beramal dan mengajar. Dan perumpamaan orang yang tidak melakukan itu adalah seperti tanah yang curam dan tidak mampu menahan air serta tidak dapat menumbuhkan rerumputan.”
Wahai Saudaraku, jadilah orang yang berilmu dan beramal. 
Dan janganlah engkau menjadi orang yang berilmu tetapi tidak beramal. Sebab, engkau akan menjadi seperti pelita atau lilin. Engkau terangi manusia, sedangkan dirimu sendiri terbakar.

Jika engkau berilmu, maka Allah memberimu pemisah antara kebaikan dan keburukan (al-furqan) serta cahaya . pengamalannya akan memberimu ilmu lain yang tidak pernah engkau ketahui berupa ilmu tentang Allah dan memberimu manfaat di sisi Allah pada akhir hayatmu. Maka bersungguh-sungguhlah untuk menjadi ulama yang beramal (al-‘’amilin), dan memberi petunjuk (al-musrsyidin).





Jumat, 15 Mei 2020

Terjemah Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi 23. WASIAT IHWAL HIJRAH DAN TIDAK TINGGAL BERSAMA ORANG-ORANG KAFIR



Terjemah Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi
Wasiat – Wasiat Ibn ‘Arabi

Penerjemah : Irwan Kurniawan

23.
 WASIAT IHWAL HIJRAH DAN TIDAK TINGGAL BERSAMA ORANG-ORANG KAFIR


Hendaklah engkau hijrah, dan jangan tinggal di tengah-tengah orang-orang kafir. Hal itu akan merusak agama Islam dan meninggikan kalimat kekufuran di atas kalimat Allah. Allah memerintahkan perang hanya agar kalimat Allah menjadi paling tinggi dan kalimat orang-orang kafir menjadi paling rendah.

Barhati-hatilah engkau agar jangan tinggal dan masuk dalam jaminan orang kafir, semampumu. Ketahuilah bahwa orang yang tinggal di tengah-tengah orang-orang kafir  -- padahal ia mampu keluar dari lingkungan mereka – tidak memiliki keberuntungan dalam Islam. Rasulullah saw., telah berlepas diri dari mereka, padahal beliau tidak berlepas diri dari siapa pun. 
Diriwayatkan bahwa beliau bersabda : “Aku berelepas diri dari seorang Muslim yang tinggal di tengah-tengah orang-orang musyrik.” Ia tidak menghargai kalimat Islam. Allah SWT berfirman mengenai orang yang mati, sementara ia berada di tengah-tengah orang-orang musyrik : “Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, malaikat bertanya kepada mereka : “Dalam keadaan bagaimana kamu ini?” Mereka menjawab : “Adalah kami orang-orang yang tertindas di muka bumi.” Para malaikat berkata : “Bukankah bumi Allah luas dan lapang berhijrah di dalamnya?” Maka, orang-orang demikian itu tempatnya adalah neraka Jahanam ---- seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. An-Nisa, 4:97). 
Karena itu. Di zaman kita ini, aku melarang manusia agar tidak mengunjungi Bayt al-Muqaddas dan tinggal di sekitarnya. Sebab, tempat itu berada di tangan orang-orang kafir. Wilayah itu adalah milik mereka dan yang berhak menguasainya adalah kaum Muslimin. Kaum Muslim yang hidup bersama mereka berada dalam seburuk-buruk keadaan – kita berlindung dari pengusaan hawa nafsu.

Para peziarah ke Bayt al-Muqaddas pada saat ini dan di antara kaum Muslim yang tinggal di tempat itu termasuk orang-orang yang disebutkan Allah di dalam firman-Nya : Orang-orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. (QS. Al-Kahfi, 18 : 104).
Demikian pula, pembebasannya membuat putus asa setiap makhluk yang tercela menurut syariat. Allah telah menjamin pembebasan itu di dalam Kitab-Nya atau melalui lisan Rasulullah saw.





Kamis, 14 Mei 2020

Terjemah Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi 22. WASIAT IHWAL BERAKHLAK BAIK DAN MENCARI KEMULIAANNYA


Terjemah Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi
Wasiat – Wasiat Ibn ‘Arabi

Penerjemah : Irwan Kurniawan


22.
WASIAT IHWAL BERAKHLAK BAIK DAN MENCARI KEMULIAANNYA


Hendaklah engkau berakhlak yang baik, mengambil kemuliaannya, dan menjauhi yang buruknya. Rasulullah saw, bersabda : “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.”

Beliau telah memberikan jaminan dengan sebuah rumah di tempat yang paling tinggi di surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.
Ketika akhlak yang baik itu merupakan ungkapan dalam perbuatanmu dalam menjalin hubungan dan pergaulan bersama orang yang beruat dusta, maka engkau tahu bahwa tujuan-tujuan makhluk itu saling bertolak belakang.


 Jika ia menyukai si anu, maka dia membenci seseorang yang menjadi musuhnya. Tidak bisa tidak, keadaannya pasti demikian. Mustahil engkau bisa menyukai seluruh makhluk dengan akhlak mulia. Ketika kita melihat bahwa permasalahan sampai pada batas ini, maka Allah memasukkan diri-Nya dalam persahabatan bersama hamba-hamba-Nya, sebagaimana diriwayatkan dari Rasulullah saw., bahwa beliau berkata kepada Tuhannya : “Engkaulah sahabat (ash-shahib) dalam perjalanan dan pengganti ( al-khalifah) bagi keluarga yang ditinggalkan.” Allah SWT berfirman : “Dia bersamamu di mana saja kamu berada.” (QS. Al-Hadid, 57:4), dan juga : Ketika ia berkata kepada sahabatnya, :Janganlah kamu berduka cita. Sesungguhnya Allah bersama kita,.” (QS. At-Tawbah, 9 :40). Dia juga berfirman : “Sesungguhnya Aku bersma kamu berdua. Aku mendengar dan melihat (QS. Thaha, 20:47). 
Kukatakan bahwa janganlah engkau membuat kemuliaan akhlak kecuali dalam persahabatan dengan Allah secara khusus. Karena itu, lakukanlah segala sesuatu yang diridhai Allah, dan jauhilah segala sesuatu yang tidak diridhai-Nya, entah pergaulan dan akhlak yang bersifat khusus di sisi Allah, atau dalam hubungannya dengan orang lain, maka yang demikian itu diridhai oleh Allah, entah engkau menyukai orang itu ataupun tidak. Sebab, jika dia seorang Mukmin, maka dia senang kepada apa yang diridhai oleh Allah. Akan tetapi, jika ia adalah musuh Allah, maka kita tidak usah memberikan penghargaan kepadanya. 
Allah berfirman  : “Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara (QS. Al-Hujarat, 49:10) dan juga : “Janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita Muhammad) karena rasa kasih sayang (QS. Al-Mujadilah, 58:1). Akhlak mulia hanya ada pada apa yang diridhai oleh Allah. Janganlah kamu melakukannya kecuali bersama Allah, entah itu ditujukan kepada makhluk maupun segala sesuatu yang bersifat khusus di sisi Allah. 

Barangsiapa menjaga apa yang ada di sisi Allah, maka seluruh kaum Mukmin dan ahl-adz-dzimmah (orang-orang non Muslim yang di bawah perlindungan pemerintahan Islam. Pen) bakal memperoleh manfaat darinya. Allah memiliki hak atas setiap orang Mukmin dalam pergaulannya dengan setiap makhluk Allah secara mutlak dari setiap kelompok malaikat, jin, manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, barang tambang, dan benda-benda mati. Mukmin maupun non Mukmin. Aku telah menyebutkan hal itu dalam Risalah al-Akhlaq, yang kutulis untuk saudara-saudara kita (pada 591 H). 
Itu merupakan bagian yang menarik dan unik maknanya. Di situ disebutkan pergaulan seluruh makhluk dengan akhlak mulia yang sepatutnya. Akhlak mulia didasarkan pada keadaan orang yang melakukannya, di mana dan dengan siapa. Ini sudah lumrah dan umum sifatnya. Rincian dan penjelasannya engkau jumpai dalam kenyataan. Perhatikanlah, Allah memberikan petunjuk kepada segala sesuatu yang bisa engkau hitung kendati sangat panjang deretannya. Tidak ada Tuhan selain Allah. Demikian pula, hendaklah engkau menjauhi akhlak tercela. Engkau tidak mengetahui mana akhlak mulia dan mana akhlak tercela, kecuali setelah engkau mengetahui kecenderungannya.
 Jika engkau sudah mengetahui kecenderungannya, maka engkau akan mengetahui mana akhlak mulia dan mana akhlak tercela. Inilah ilmu yang terpendam. Ilmu tentang kecenderungan akhlak ini tidak akan hilang darimu. Hanya saja, ilmu ini akan berubah seiring dengan berubahnya keadan.






Kitab Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf

  AJARAN     KAUM SUFI Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf Karya : Ibn Abi Ishaq Muhammad ibn Ibrahim ibn Ya’qub Al-Bukhari AL-KALABADZI...

Postingan Populer